TERUNGKAP TERNYATA PT DUTA BARA UTAMA (DBU) DIDUGA BERAKTIVITAS DILAHAN BERMASALAH

Muara Enim
lahataktual.com

Ada dugaan perusahaan penambang batu bara, PT Duta Bara Utama (DBU) yang beroperasi di Kelurahan Pasar 1 Muara Enim Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim sudah melakukan penyerobotan lahan warga.

Hal ini terungkap setelah terjadi beberapa kali pertemuan antara warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan dengan pihak PT Duta Bara Utama (DBU).

Dua warga yang bernama Tri Subroto dan Musa Pebriansyah mengklaim bahwa lahan yang dikelola oleh PT DBU sebagai tambang batu bara adalah lahan milik mereka yang bisa dibuktikan Kepemilikan berdasarkan dokumen yang ada. Dan lahan tersebut sampai saat ini belum pernah ada pembebasan, kesepakatan atau pun ganti rugi dari PT DBU.

Mereka sendiri tidak pernah mengetahui atas dasar apa, PT DBU bisa melakukan eksploitasi batu bara dilahan milik mereka.

Oleh sebab itu, dua warga pemilik lahan ini menganggap bahwa PT DBU sudah melakukan perampasan lahan. Sehingga ini menjadi masalah sengketa yang belum terselesaikan.

Agar permasalahan ini dapat menemukan jalan terbaik serta tidak menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Lurah Pasar 1 Muara Enim Kecamatan Muara Enim Kabupaten Muara Enim mencoba mempasilitasi pertemuan antara pihak  PT. Duta Bara Utama (DBU) dengan masyarakat yang mengklaim sebagai pemilik tanah yang sah, di Kantor Lurah Pasar 1 Muara Enim, kamis (14/04/2022 ).

Pada pertemuan ini dihadirkan para pihak warga yang mengklaim. Sedangkan dari pihak PT DBU menghadirkan Haikal yang merupakan management PT DBU di bagian Humas.

Dalam pertemuan ini, Haikal yang mewakili management  PT DBU menjelaskan bahwa lahan yang sedang dikelola sebagai tambang batu bara oleh PT DBU  diperoleh dari membeli lahan milik warga yang bernama Nadi.

Namun, karena Nadi juga hadir dalam pertemuan ini, karena dia tidak perna merasa ada menjual lahan ke pihak PT DBU. Nadi langsung saja menyangkal dan memprotes atas penjelasan dari pihak PT DBU itu.

Nadi tidak terima namanya sudah dicatut oleh pihak PT DBU sebagai pihak yang sudah menjual lahan kepada PT DBU.

Dengan tegas Nadi mengatakan bahwa apa yang disampaikan oleh Haikal, Humas PT DBU itu tidak benar.

” Itu tidak benar, supaya jelas buktikan dokumen autentiknya, jadi jelas permasalahannya ” Ucap Nadi memprotes.

” Saya tidak banyak cerita, supaya jelas buktikan saja secara outentik sesuai dengan suratnya, jangan mengada – ada, yang riil sajalah, ” Kata Nadi.

” Saya pastikan apa yang disampaikan saudara Haikal itu tidak benar, yang katanya ada beli lahan dari saya ” Nadi kembali mempertegas.

Lain lagi yang dituturkan Musa Pebriansyah. Menurut keterangan Musa bahwa Agustani karyawan penjaga aset PT.Duta Bara Utama(DBU) ada mengatakan berkali kali didepan pertemuan di Kelurahan sebelumnya. Bahwa PT.Duta Bara Utama (DBU) membeli lahan tersebut dari warga yang bernama Yaman pada tanggal 1 Februari 2012 lalu.

Namun anehnya, Kata Musa, untuk memastikan keterangannya itu, justru Agustani menghadirkan saksi seorang warga Desa Muara Lawai yang bernama Saili. Sedangkan Saili itu sendiri tidak ada kaitannya dengan lahan yang sedang dipermasalahkan.

” Saudara Agustani menghadirkan saksi yang diluar contek objek tanah yang bermasalah ” Terang Musa.

Dijelaskan Musa lagi, bahwa saudara Saili yang dibuat saksi oleh Agustani memang ada lahan tanah diataran Himbe Apah berjarak dengan objek tanah Yaman di ataran sungai Daun / Baus sekitar dua kilo meter.

” Saudara Saili tidak ada kaitannya dengan lahan yang dipermasalahkan ” Kata Musa.

Jadi sudah jelas, Musa melanjutkan bahwa apa yang dikatakan saudara Agustani penjaga aset PT.Duta Bara Utama(DBU) itu sudah membuat suasana semakin tidak kondusif  ingin mengadu domba masyarakat Kelurahan Pasar 1 Muara Enim, bahkan masyarakat Kecamatan Muara Enim.

Disisi lain, kata Musa lagi, berdasarkan keterangan saudara Herman Puyuh bahwa lahan itu dibeli dari Yaman sekitar 30 tahun yang lalu. Sedangkan Yaman meninggal dunia sekitaran tahun 1980 lalu.

” Walaupun ada saksi dan tersurat, disitu ada indikasi pemalsuan ” Ungkap Musa.

Tri Subroto menambahkan, bahwa lahan mereka ( Musa Febriansyah dan Tri Subroto ) dibeli dari Abdul bin Yaman pada tahun 2019, dengan kesaksian ahli waris dan batas batas tanah serta faktor pendukung bekas kelompok tani hutan tembesu, surat keputusan pengadilan tahun 1986  dan ahli waris anggota ex kelompok tani hutan tembesu.

” Tanah kami yakni Musa Febriansyah dan Tri Subroto, kami beli sama Abdul Rahman bin Yaman pada tahun 2019 dengan kesaksian ahli waris dan batas tanah serta faktor pendukung dokumen ex kelompok tani hutan tembesu surat keputusan pengadilan Tahun 1986  dan ahli waris anggota ex kelompok tani hutan tembesu ” Jelas Tri Subroto.

Untuk memperjelas permasalahan itu, Musa Febriansyah kembali menyampaikan bahwa pada pertemuan selanjutnya, pihaknya sebagai pemilik lahan yang sah akan menghadirkan keluarga ahli waris Alm Yaman.

” Pihak keluarga ahli waris Almarhum Yaman akan datang ke kelurahan pasar.1 Muara Enim untuk memberikan keterangan sejelas-jelasnya berdasarkan Fakta dan bukti ” Kata Musa.

Sampai berakhirnya pertemuan ini, antara PT. DBU dengan Masyarakat belum mendapatkan kesimpulan. Sehingga Lurah Pasar 1 Muara Enim mengatakan bahwa lahan yang dikelola PT DBU tersebut dianggap bermasalah.

Oleh sebab itu Lurah Pasar 1 Muara Enim menegaskan kepada pihak PT Duta Bara Utama (DBU) untuk jangan melakukan aktivitas apa pun dilahan tersebut

” Diharapkan kepada Pihak PT. Duta Bara Utama (DBU) agar tidak melakukan aktivitas dilokasi tanah yang lagi bermasalah itu, sebelum permasalahan ini selesai ” Tegasnya (RED)