KONVOI DUMF TRUCK BATU BARA DIJALAN TANJUNG ENIM MULAI MERESAHKAN PENGGUNA JALAN

Muara Enim
lahataktual.com

Beberapa tahun sebelumnya, konvoi angkutan batu bara menggunakan jalan umum masyarakat sudah sangat meresahkan masyarakat di Provinsi Sumatera Selatan. Sehingga akhirnya Gubernur Provinsi Sumatera Selatan H Herman Deru cepat merespon melarang mobilisasi angkutan batu bara menggunakan umum masyarakat.

Larangan angkutan batu bara melalui jalan umum berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Sumsel No 74 Tahun 2018 tentang Pencabutan Pergub Nomor 23 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengangkutan Batu Bara Melalui Jalan Umum.

Pergub itu menegaskan, Truk batu bara kini diwajibkan melewati jalur khusus karena Pergub angkutan batu bara lewat jalan umum sudah dicabut.

Ketika itu, Sekretaris Daerah Sumsel H Nasrun Umar (HNKhususU) menyebut pasca dicabutnya regulasi itu, maka aturan terkait angkutan batu bara kembali lagi ke peraturan daerah (perda) No 5/2011 tentang Pengangkutan Batu Bara Melalui Jalur Khusus.

Dengan begitu, truk angkutan batu bara di Sumsel dipastikan tidak lagi melewati jalan umum. Mereka hanya akan melewati jalur khusus angkutan komoditas itu yang dikelola swasta.

” Kami telah koordinasi dengan Dirlantas Polda Sumsel untuk pengawasan terkait penerapan Perda tersebut, sehingga tak ada lagi angkutan batu bara yang lewat di jalan umum, ” kata HNU, pada Rabu (07/11/2018) lalu.

Kata HNU waktu itu, atas kembalinya Perda tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ditugaskan khusus untuk pengawasan. Termasuk soal pengaturan operasional angkutan batu bara.

Juga ditegaskan Kepala Dinas ESDM Sumatera Selatan Robert Herry ketika itu, bahwa  jalan khusus angkutan batu bara yang dimaksud sudah lama siap, yakni jalanan yang dapat dilalui adalah Jalan Servo yang saat ini dikelola PT Titan.

Rutenya sendiri, berada di Desa Tatjung Jambu dan menjadi lumbung batu bara di Kabupaten Lahat sampai Pelabuhan Muara Lematang di Kabupaten Muara Enim. Jalan itu sudah dibangun dengan panjang sekitar 116 kilometer.

Di jalan khusus itu, transportir dibolehkan melintasi selama 24 jam. Sedangkan kalau melewati jalan umum, diatur hanya boleh melintas saat malam hari saja.

Selain jalan khusus itu, Kata Robert, pengusaha batu bara juga dapat mengantarkan batu bara dengan menggunakan angkutan khusus kereta api. Di mana saat ini Sumsel memiliki 3 tempat loading batu bara

Tiga tempat itu sendiri berada di Tanjung Enim menuju titik jalur KA di Muara Enim dan diangkut ke pelabuhan. Lokasi kedua berada di Suka Cinta Lahat dan langsung menuju ke pelabuhan. Titik ketiga berada di Banjar Sari, Lahat.

Berdasarkan catatan Dinas ESDM tahun 2017, terdapat 5 juta ton batu bara yang diangkut lewat jalan umum. Di mana 3,9 juta ton diangkut menuju ke Palembang dengan 800-900 truk dan sisanya untuk dibawa ke Lampung.

Sebagaimana diketahui, keberadaan truk batu bara yang melintasi jalanan umum memang kerap dikeluhkan masyarakat. Selain membuat kemacetan, jalanan cepat rusak, juga mengancam keselamatan pengendara lain ketika berpapasan dengan truk batu bara.

Sudah empat tahun berlalu, sejauh itu belum ada pencabutan peraturan daerah (perda) No 5/2011 tentang Pengangkutan Batu Bara Melalui Jalur Khusus.

Masih adanya angkutan batu bara menggunakan jalan umum memang sudah lama terjadi, terutama dikawasan tambang batu bara yang ada di Kecamatan Lawang Kidul dan Kecamatan Tanjung Agung Kabupaten Muara Enim, bahkan diberapa tambang lainnya.  Aktivitas angkutan batu bara menggunakan truck tronton di jalan umum itu sepertinya aman aman saja sejak peraturan itu diberlakukan, tidak ada hambatan dari pihak pihak yang seharusnya menegakan peraturan. Sudah sekitar 4 tahun toleransi itu diberikan.

Kalau melihat keadaan itu, toleransi itu berarti akan diberikan tidak terbatas waktu

Masyarakat pun terpaksa ikut mentoleransi dan tidak bisa berbuat banyak menyaksikan angkutan tronton batu bara memenuhi jalan umum Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim, yang sering membuat kemacetan bahkan sangat mengancam keselamatan masyarakat dijalan umum.

Tronton pengangkut batu bara menggunakan jalan umum tersebut ada juga yang berasal Kabupaten Lahat menuju Tanjung Enim begitu juga sebaliknya ada yang berasal Tanjung Enim menuju Kabupaten Lahat serta dari Tanjung Enim menuju Provinsi Lampung.  Aktivitas tersebut sudah berlangsung sejak dari tahun 2018 lalu.

Terbaru, Masyarakat di Tanjung Enim kembali di resahkan dengan munculnya aktivitas konvoi puluhan dumf truck pengangkut batu bara melewati kota Tanjung Enim.

Aktivitas konvoi puluhan dumf truck pengangkut batu bara ini terjadi pada siang hari. Mobilisasi dumf truck batu bara itu jelas saja sudah mengakibatkan kemacetan di tengah tengah kota Tanjung Enim. Belum di ketahui batu bara tersebut berasal dari tambang batu bara mana

Pantauan media ini langsung ke Kota Tanjung Enim, Minggu (03/04/2022) sekitar pukul 18.40 WIB. Diketemukan konvoi puluhan dumf truck pengangkut batu bara tengah membuat kemacetan di Tanjung Enim.

Disaat waktu warga Tanjung Enim sedang mempersiapkan diri mencari makanan dan minuman untuk berbuka puasa. Sedang dijalan warga dikesali dengan konvoi dumf truck pengangkut batu bara memenuhi jalan Tanjung Enim menuju ke arah jalan lintas Provinsi Lampung.

Aktivitas dumf truck mengangkut batu bara ini terjadi belum begitu lama. Entah mendapat izin dari mana aktivitas ini.  Yang jelas angkutan dumf truck pengangkut batu bara ini sudah sangat mengganggu kelancaran lalu lintas dijalan umum  sekitaran Tanjung Enim dan sekitarnya.

Selain itu, aktivitas mobilisasi dumf truck pengangkut batu bara ini diduga sudah mengangkangi peraturan daerah (perda) No 5/2011 tentang Pengangkutan Batu Bara Melalui Jalur Khusus.

Sementara itu, terkait permasalahan ini, Kapolres Muara Enim, AKBP Aris Rusdiyanto , SIK , MS ketika dikonfirmasi, Senin (04/04/2022), belum memberikan tanggapan (RED)